BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kunjungan
Industri adalah salah satu program pembelajaran yang ada dalam setiap jurusan
di Politeknik Negeri Bengkalis, salah satunya Prodi Teknik Informatika. Dalam
Teknik Informatika, Kunjungan Industri yang dilaksanakan ini akan membawa
mahasiswa ke suatu instansi industri untuk melihat perkembangan apa meliputi
teknologi apa yang digunakan atau teknologi apa yang ada dan yang sedang
dikembangkan dalam ruang lingkup industri yang dikunjungi. Terkait dengan
alasan mengapa hal ini dilaksanakan, program ini diadakan karena diharapkan
nantinya dapat memberi persediaan dan persiapan atau bekal untuk pelaksanaan
program KP (Kerja Praktek) yang di adakan pada semester berikutnya.
2. Manfaat dan Tujuan Kunjungan Industri
Adapun kegiatan kunjungan industri
ini dilaksanakan bertujuan untuk:
1.
Memotivasi semangat belajar mahasiswa agar mau
dan mampu untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
kompetensi sesuai profesi guna meraih prestasi terbaik untuk mencapai sukses
hidup.
2.
Membuka wawasan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa
dapat mengambil pelajaran positif tentang bagaimana cara membentuk sikap dan
tingkah laku (attitude) serta kedisiplinan dalam dunia kerja.
3.
Memberikan gambaran atau pandangan dilapangan
dalam dunia kerja sehingga mahasiswa mendapatkan dasar pengalaman untuk
bagaimana nantinya dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditentukan
oleh suatu Instansi Industi.
3. Bentuk Kegiatan
Kunjungan Industri ini terdiri dari kegiatan kunjungan industri ke perusahaan yang terkait dengan bidang IT yang
ada di daerah Medan, Sumatera Utara yaitu:
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Kunjungan
Industri ini diselenggarakan
pada tanggal:
17 Agustus - 20 Agustus 2015
5. BAB 2
TINJAUAN PROFIL PERUSAHAAN
1. Perusahaan 1: Bandara Kualanamu (PT. Angkasa Pura II)
A. Sejarah Perusahaan
1992 :
Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar
Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dimana terhadap 6
(enam) alternative lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan
Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi).
Dengan memperhatikan 6 (enam) aspek sebagai berikut:
a.
Rencana Tata Ruang Wilayah;
b.
Pertumbuhan Ekonomi;
c.
Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara;
d.
Keamanan dan keselamatan penerbangan;
e.
Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f.
Pertahanan keamanan Negara;
Terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar
Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu
lokasi).
1994 :
Dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru
sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu &
Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1995 :
Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara
Polonia melalui Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang
kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996).
1996 :
Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas
1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar
umum.
1997 :
Dilakukan studi Review Master Plan
& Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu
oleh PT. Angkasa Pura II (Persero).Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu
dengan sistem “Ruislag” (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia),
pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT.
Citra Lamtoro Gung Persada.Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era
pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru
Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20
1997 ; Kemudian
terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya”melalui
KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997;
1998 :Kembali
terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998;
2002 :
Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39
Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk
melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan
pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada
tanggal 22 Maret 2002;Selanjutnya Kementrian Perhubungan c/q
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang
didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/
karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di
Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden
RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara
Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari
BLN/LOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu
menyetujui pendanaan dari APBN dan
Sharing dengan PT. Angkasa
Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.
2003 :
Pembuatan Detail Engineering
Design pembangunan
Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II
(Persero).
2006 : Peletakan Batu Pertama sebagai
awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil
Presiden RI M. YUSUF KALLA.
2007 :
Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun
2007 (16 Juli 2007) dan
perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 (29 November
2007 ). Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan
No. : KM 57 Tahun 2007
(2 Nopember
2007).
2008 :
Pelaksanaan Pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai
dengan saat ini dan diharapkan dapat
diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan
pemerintah.
201 :
Perngoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli
2013.
2014 :
Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
B. Profil / Visi Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang
terkemuka dan professional
Misi:
-
Mengelola
jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
-
Mengembangkan
SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkat system
manajemen kelas dunia
-
Mengoptimalkan strategi
pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham
serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya
-
Menjalin kerjasama yang
saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan
secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara
-
Memberikan nilai tambah
yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan
C. Bidang kegiatan / usaha
Bandara
Kualanamu dikelola oleh PT. Angkasa Pura 2 yang mana PT. Angkasa Pura 2 sendiri
adalah PT yang besar yang telah mengelola 13 maskapai penerbangan, 10
diantaranya adalah International Airport dan 3 Local Airport yaitu:
-
Sukarno Hatta International Airport
-
Halim Perdanakusuma International
Airport
-
Sultan Mahmud Baharuddin II
International Airport
-
Supardio Airport
-
Kualanamu
International Airport
-
Minangkabau International Airport
-
Sultan Syarif Kasim II International
Airport
-
Husein Sastranegara International
Airport
-
Sultan Iskandar Muda International
Airport
-
Raja Haji Fisabilillah International
Airport
-
Depati Amir International Airport
-
Sultan Thaha Airport
-
Silangin Airport
2. Perusahaan 2: Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM)
A. Sejarah Perusahaan
Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang
mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan tenaga
listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemerintah
Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah
menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahan konsultasi Jepang laporan tentang
studi kelayakn Proyek PLTA dan alumunium asahan. Laporan tersebut menyatakan
bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai
pemakai utama darilistrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di
Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan
ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia
dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk
PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan
Proyek Asahan.
Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut
adalah Sumitomo Chemical company Ltd., SumitomoShoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen
Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical
IndustriesLtd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui
& Co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan
didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama
pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaandengan nama Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo padatanggal 25 Nopember
1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM),
sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd, didirikan diJakarta. INALUM adalah perusahaan yang
membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,sesuai dengan Perjanjian Induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan
NipponAsahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10%
dengan 90%. Pada bulanOktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998
menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian
Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang
melandasi terbentuknya Otorita PengembanganProyek Asahan sebagai wakil
Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunandan pengembangan
Proyek Asahan.
B.
Profil
/ Visi Misi Perusahaan
VISI :
Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan
MISI :
1.Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.
2.Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
3.Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.
4.Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
NILAI PROSPEKTIF :
1. Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktek bisnis terbaik.
2. Pengembangan : Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.
3. Kerjasama : Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang sinergi
4. Tanggung jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi terbaik
5. Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas
6. Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk kesejahteraan
C. Bidang kegiatan / usaha
INALUM bergerak di beberapa bidang antara lain :
Ø Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )
INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.
Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983.
Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.
Ø Pabrik Peleburan Alumunium
INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara.
Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.
Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.
Produk INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%.
Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.
Ø Produk Akhir
Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah aluminium batangan. Berat per batangnya adalah 22,7 kg. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menghasilkan 2 (dua) jenis kualitas produk, yaitu 99,90% dan 99,70%. Aluminium Batangan PT INALUM terdaftar pada London Metal Exchange (LME) tanggal 23 September 1987.
Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-102, 1968 ( Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium Assosiation Inc., USA.
Ø Pemasaran
Jumlah Permintaan dan Penawaran aluminium hampir sama. Itu artinya pemakaian aluminium di dunia sangatlah banyak, sedangkan produsen aluminium sedikit. PT INALUM (Persero) hanya memproduksi aluminium batangan (ingot). PT INALUM (Persero) memeiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM (Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. 60% produk tersebut di ekspor sedangkan sisanya, 40% di pasarkan di dalam negeri.
3. Perusahaan 3: Toba Pulp Lestari (PT. TPL)
A. Sejarah Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam
rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo.
Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983
dari Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan
No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman
Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang
Keputusan Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran
Dasar Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari
Rachmat Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham
Perusahaan juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per
lembar. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal
20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan
nama perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari
Tbk dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072
dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH.,
notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23
Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61
tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah
diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No.
C-21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar
biasa pada tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada
notaris Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan
guna menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga
Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut kemudian
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21
Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan
pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat
di Uniplaza, East Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan
menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan,
menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri
lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan
memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta
memasarkan hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara
komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi
bubur kertas (pulp) dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di
luar negeri.
B. Profil / Visi Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola
dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik
perusahaan yang disukai para karyawan.
Misi :
1.
Menghasilkan
pertumbuhan yang berkesinambungan.
2.
Produser
dengan biaya yang efektif.
3.
Memaksimalkan
keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan regional.
4.
Menciptakan
nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan sumber daya manusia.
C. Bidang kegiatan / usaha
Bidang usaha pada PT.Tuba Plup Lestari adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan,
dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan
hasil-hasil industri tersebut
BAB 3 PEMBAHASAN
1. Deskripsi Kegiatan
A.
PT.Angkasa Pura
• Penyambutan
dari perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II)
• Presentation
dari Perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II) dan Tanya jawab
• Penyerahan
Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
• Pengenalan
Bandara
-
Tempat Check – In
-
Ruang Control
-
Ruang Server
-
Ruang FIDS
B.
PT.Asahan Alumunium
Ø
Penyambutan dari perusahaan PT.Asahan
Alumunium
Ø
Presentation dari PT.Asahan Alumunium
dan Tanya jawab
Ø Penyerahan
Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
Ø Pengenalan
PT.Asahan Alumunium
-
Ruang Server
-
Keliling Perusahan
C.
PT.Tuba Plup Lestari
Ø
Penyambutan dari PT.Tuba Plup Lestari
Ø
perusahaan Presentation dari PT.Tuba
Plup Lestari dan Tanya jawab
Ø
Penyerahan Cindra mata dari politeknik
Negeri Bengkalis
Ø
Pengenalan PT.Asahan Alumunium
- Keliling Perusahaan
2. Infrastruktur Teknologi
A.
PT.Angkasa Pura II
Infrastruktur teknologi informasi yang diterapkan atau digunakan pada PT.
ANGKASA PURA II ialah:
• Xray
• Radio
Frequency Identification (RFID)
• TV flat
screen
• alarm
system
B. PT.Asahan
Alumunium
Infrastruktur
teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah
-
Hardware & Infrastruktur
-
Security (network data base andgener)
-
System Aplikasi
C. PT.Tuba
Plup Lestari
Infrastruktur
teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah :
-
PWAS
-
WB Online
-
Logging application system
-
Vehcle & heavy equpmen rental system
-
Link on hand
-
Attendance system
4. Sistem Informasi
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
-
Barcode
Sistem
Barcode ini diterapkan pada penanganan untuk bagasi. Prosesnya dimulai ketika
kita checkin dan menyerahkan tas/bagasi kita kepada petugas checkin. Petugas
akan mencocokkan data-data kita yang ada di komputer dan akan mencetak tag
(label) yang kemudian tag tersebut ditempelkan ke tas atau bagasi kita. Tag ini
mempunyai tanda barcode bernomor 10-digit yang berisi semua informasi
penerbangan kita, termasuk informasi apabila kita transit. Barcode ini
merupakan ciri khas dari bagasi kita dan sifatnya unik (tidak ada barcode yang
ganda). Kemudian komputer sistem yang ada di bagian penanganan bagasi akan
membaca barcode ini untuk membaca data-data penerbangan kita.
-
FIDS
FIDS
(Flight Information Display System) merupakan suatu sistem informasi yang
membantu dalam memanajemen penumpang baik keberangkatan, transit, atau
kedatangan local maupun internasional. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan
fasilitas jaringan komputer/network yang ada di bandara dan saling terhubung
antara satu dengan lain yang ada pada FIDS. Selain untuk memanajemen penumpang sistem ini juga berguna untuk
menginformasikan kepada pengunjung bandara non-penumpang
tentang status suatu penerbangan.
-
Baggage
Handling System (BHS)
Merupakan layanan berupa konveyor angkutan
bagasi penumpang usai melakukan check-in dan melakukan sortir otomatis terhadap
bagasi tersebut untuk dikirim ke pesawat sesuai dengan tujuan dan nomor
penerbangan.Teknologi baru yang terdapat pada BHS adalah Radio Frequency
Identification (RFID), yang bisa menyortir barang penumpang dengan membaca
frekuensi radio yang terdapat pada tag bagasi. Karena menggunakan frekuensi
radio, tag ini tetap bisa dibaca walaupun tag-nya
tertindih oleh bagasi.
-
AAS
AAS
(Automatic Announcing System) merupakan suatu sistem audio pengumuman otomatis
melalui media pengeras suara. Sistem ini akan secara otomatis mengumumkan
kepada publik yang ada di bandara ketika ada perubahan remark suatu penerbangan
pada FIDS.
Suara
vokal yang keluar dari pengeras suara AAS berasal dari suara suatu perangkat
komputer yang dipasangi aplikasi AAS didalamnya. Suara vokal tersebut bukanlah
dari suara orang yang berada dibalik mikropon AAS melainkan suara yang telah
direkam dan disimpan didalam aplikasi AAS.
AAS
memiliki dua macam pilihan suara yaitu Pria (male) dan Wanita (Female) yang
disuarakan secara bergantian. Selain dua pilihan suara AAS juga berbicara dalam
dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang disuarakan secara
berurutan.
B.
PT.INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
PT.inalum menggunakan system informasi
Recorder CSP
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT.TPL menggunakan system informasi :
- SAP
Merupakan produk
perangkat lunak ERP yang mampu mengintegrasikan berbagai macam aplikasi
bisnis.mempunyai kemampuan untuk dapat dikonfigurasikan untuk hal bisnis
- Logging
Aplication System
Merupakan system
aplikasi untuk merikrut semua truk
- Vehcle
& heavy equipment rental system
Merupakan aplikasi yang
merikrut semua alat berat yang direntalkan dan biayanya.
- Attendance
system
Merupakan system aplikasi untuk
absensi karyawan.
5. Jaringan / Server
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu
menggunakan perpaduan jaringan ring dan star.Alasan mereka menggunakan jaringan
star karna Mudah untuk menambah atau mengembangkan koneksi,mudah dalam
melakukan troubleshooting dan Jika terdapat masalah pada salah satu koneksi,
maka tidak berdampak pada seluruh jaringan.Alasan mereka menggunakan jaringan
ring karena Dapat menghindari tabrakan file data yang dikirim,Biaya untuk
membangun topologi ini lebih murah,Mudah untuk membangunnya dan Semua komputer
yang terkoneksi statusnya sama.sehingga menggunakan jaringan ring dan star
karna untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut sehingga menutupi kekurangan
dari keduanya.
Server with 4 core dan
Server blade ,alasan menggunakan server blade karna lebih simple dan mempunyai fasilitas home
swapping sehingga server tidak perlu mati jika sedang mengupdate data dan tidak
mengganggu aplikasi yang lain.serta dengan keunggulan keunggulan yang lain
seperti scalability (kemudahan dalam pengembangan),integrated operation
(kemudahan dalam pengoperasian dan pengawasan), serta kolaborasi dengan
teknologi virtualisasi.
B.
PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
Jaringan yang digunakan pada PT. INALUM:
Indonesia Asahan Alumunium ialah jaringan WAN ,LAN,& ROUTHER.Server pada
PT. INALUM menggunakan server bla.de karna denga keunggulan yang dimiliki.untuk
kedepannya server akan diganti keserver ang lebih besar karna akan menggunakan
sistemaplikasi yang terbaru yaitu SAP
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan
server jaringan berbasis CISCO dimana CISCO arealnya berbasis sector .mereka
menggunakannya dengan alasan keamanan lebih terjamin.
6. Strategi Bisnis
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
PT.Angkasa Pura 11 menggunakan kemajuan teknologi informasi
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses bisnis.oleh karnanya
Mereka menggunakan Stategi Bisnis salah satunya arsitektur enterprise (Enterprise
Architecture / EA) untuk
mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. arsitektur enterprise
(Enterprise Architecture / EA) merupakan sebuah paradigma dalam
merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi
B.
PT. INALUM
Bergerak di bidang Expor Inpor Seluruh proses penjualan/pemasaran harus memiliki
data perkembangan pasar dan pelanggan serta terus melakukan penetrasi pasar
dalam rangka menciptakan pasar yang baru.
Perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas sesuai kebutuhan
pelanggan dengan melaksanakan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, dan cepat
tanggap (on time delivery, compliance to specification and quick
response) guna memenuhi kepuasan pelanggan. Disamping itu, kontrak jual
beli harus dilakukan dengan pelanggan yang berkualitas dan memenuhi segala
ketentuan yang diatur oleh peraturan perundangundangan guna memberikan nilai
tambah kepada Perusahaan
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
Untuk
stategi bisnis PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan aplikasi PWAS dan aplikasi WB Online
BAB 4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kunjungan ke PT.Angkasara Pura II,PT.Asahan Alumunium dan
PT.Tuba Plup Lestari merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kunjungan Industri
Prodi Teknik Informatika.kunjungan tersebut memberikan banyak informasi seputar
IT pada perusahaan tersebut.mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal
secara langsung teknologi yang digunakan pada perusahaan sehingga menambah
pengetahuan mahasiswa dan memberi gambaran bagaimana kehidupan didunia kerja
sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri sejak sekarang untuk kedepannya.
2.
Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :
a)
Diharapkan
agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
b)
Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai
sarana mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Dan
menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan kreatif
c)
Kunjungan
industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa/i
d)
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kunjungan
Industri adalah salah satu program pembelajaran yang ada dalam setiap jurusan
di Politeknik Negeri Bengkalis, salah satunya Prodi Teknik Informatika. Dalam
Teknik Informatika, Kunjungan Industri yang dilaksanakan ini akan membawa
mahasiswa ke suatu instansi industri untuk melihat perkembangan apa meliputi
teknologi apa yang digunakan atau teknologi apa yang ada dan yang sedang
dikembangkan dalam ruang lingkup industri yang dikunjungi. Terkait dengan
alasan mengapa hal ini dilaksanakan, program ini diadakan karena diharapkan
nantinya dapat memberi persediaan dan persiapan atau bekal untuk pelaksanaan
program KP (Kerja Praktek) yang di adakan pada semester berikutnya.
2. Manfaat dan Tujuan Kunjungan Industri
Adapun kegiatan kunjungan industri
ini dilaksanakan bertujuan untuk:
1.
Memotivasi semangat belajar mahasiswa agar mau
dan mampu untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan
kompetensi sesuai profesi guna meraih prestasi terbaik untuk mencapai sukses
hidup.
2.
Membuka wawasan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa
dapat mengambil pelajaran positif tentang bagaimana cara membentuk sikap dan
tingkah laku (attitude) serta kedisiplinan dalam dunia kerja.
3.
Memberikan gambaran atau pandangan dilapangan
dalam dunia kerja sehingga mahasiswa mendapatkan dasar pengalaman untuk
bagaimana nantinya dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditentukan
oleh suatu Instansi Industi.
3. Bentuk Kegiatan
Kunjungan Industri ini terdiri dari kegiatan kunjungan industri ke perusahaan yang terkait dengan bidang IT yang
ada di daerah Medan, Sumatera Utara yaitu:
4. Waktu dan Tempat Kegiatan
Kegiatan Kunjungan
Industri ini diselenggarakan
pada tanggal:
17 Agustus - 20 Agustus 2015
5. BAB 2
TINJAUAN PROFIL PERUSAHAAN
1. Perusahaan 1: Bandara Kualanamu (PT. Angkasa Pura II)
A. Sejarah Perusahaan
1992 :
Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar
Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dimana terhadap 6
(enam) alternative lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan
Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi).
Dengan memperhatikan 6 (enam) aspek sebagai berikut:
a.
Rencana Tata Ruang Wilayah;
b.
Pertumbuhan Ekonomi;
c.
Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan udara;
d.
Keamanan dan keselamatan penerbangan;
e.
Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f.
Pertahanan keamanan Negara;
Terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar
Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu
lokasi).
1994 :
Dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru
sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu &
Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1995 :
Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara
Polonia melalui Keputusan
Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang
kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996).
1996 :
Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas
1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar
umum.
1997 :
Dilakukan studi Review Master Plan
& Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu
oleh PT. Angkasa Pura II (Persero).Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu
dengan sistem “Ruislag” (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia),
pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT.
Citra Lamtoro Gung Persada.Terkait terjadinya krisis ekonomi pada era
pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru
Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20
1997 ; Kemudian
terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya”melalui
KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal 1 Nopember 1997;
1998 :Kembali
terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui
KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998;
2002 :
Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39
Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk
melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan
pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada
tanggal 22 Maret 2002;Selanjutnya Kementrian Perhubungan c/q
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang
didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/
karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di
Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden
RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara
Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari
BLN/LOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu
menyetujui pendanaan dari APBN dan
Sharing dengan PT. Angkasa
Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.
2003 :
Pembuatan Detail Engineering
Design pembangunan
Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II
(Persero).
2006 : Peletakan Batu Pertama sebagai
awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil
Presiden RI M. YUSUF KALLA.
2007 :
Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri
Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun
2007 (16 Juli 2007) dan
perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 (29 November
2007 ). Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan
No. : KM 57 Tahun 2007
(2 Nopember
2007).
2008 :
Pelaksanaan Pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai
dengan saat ini dan diharapkan dapat
diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan
pemerintah.
201 :
Perngoperasian Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli
2013.
2014 :
Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh
Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.
B. Profil / Visi Misi Perusahaan
Visi:
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang
terkemuka dan professional
Misi:
-
Mengelola
jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan,
keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
-
Mengembangkan
SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkat system
manajemen kelas dunia
-
Mengoptimalkan strategi
pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham
serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya
-
Menjalin kerjasama yang
saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan
secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara
-
Memberikan nilai tambah
yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan
C. Bidang kegiatan / usaha
Bandara
Kualanamu dikelola oleh PT. Angkasa Pura 2 yang mana PT. Angkasa Pura 2 sendiri
adalah PT yang besar yang telah mengelola 13 maskapai penerbangan, 10
diantaranya adalah International Airport dan 3 Local Airport yaitu:
-
Sukarno Hatta International Airport
-
Halim Perdanakusuma International
Airport
-
Sultan Mahmud Baharuddin II
International Airport
-
Supardio Airport
-
Kualanamu
International Airport
-
Minangkabau International Airport
-
Sultan Syarif Kasim II International
Airport
-
Husein Sastranegara International
Airport
-
Sultan Iskandar Muda International
Airport
-
Raja Haji Fisabilillah International
Airport
-
Depati Amir International Airport
-
Sultan Thaha Airport
-
Silangin Airport
2. Perusahaan 2: Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM)
A. Sejarah Perusahaan
Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang
mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan tenaga
listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemerintah
Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah
menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahan konsultasi Jepang laporan tentang
studi kelayakn Proyek PLTA dan alumunium asahan. Laporan tersebut menyatakan
bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai
pemakai utama darilistrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di
Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan
ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia
dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk
PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan
Proyek Asahan.
Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut
adalah Sumitomo Chemical company Ltd., SumitomoShoji Kaisha Ltd., Nippon Light
Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen
Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical
IndustriesLtd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui
& Co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan
didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama
pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaandengan nama Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo padatanggal 25 Nopember
1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM),
sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan
Aluminium Co., Ltd, didirikan diJakarta. INALUM adalah perusahaan yang
membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,sesuai dengan Perjanjian Induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan
NipponAsahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10%
dengan 90%. Pada bulanOktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75%
dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998
menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian
Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang
melandasi terbentuknya Otorita PengembanganProyek Asahan sebagai wakil
Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunandan pengembangan
Proyek Asahan.
B.
Profil
/ Visi Misi Perusahaan
VISI :
Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan
MISI :
1.Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.
2.Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.
3.Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.
4.Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.
NILAI PROSPEKTIF :
1. Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktek bisnis terbaik.
2. Pengembangan : Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.
3. Kerjasama : Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang sinergi
4. Tanggung jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi terbaik
5. Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas
6. Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk kesejahteraan
C. Bidang kegiatan / usaha
INALUM bergerak di beberapa bidang antara lain :
Ø Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )
INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.
Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983.
Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.
Ø Pabrik Peleburan Alumunium
INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara.
Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.
Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.
Produk INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%.
Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.
Ø Produk Akhir
Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah aluminium batangan. Berat per batangnya adalah 22,7 kg. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menghasilkan 2 (dua) jenis kualitas produk, yaitu 99,90% dan 99,70%. Aluminium Batangan PT INALUM terdaftar pada London Metal Exchange (LME) tanggal 23 September 1987.
Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-102, 1968 ( Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium Assosiation Inc., USA.
Ø Pemasaran
Jumlah Permintaan dan Penawaran aluminium hampir sama. Itu artinya pemakaian aluminium di dunia sangatlah banyak, sedangkan produsen aluminium sedikit. PT INALUM (Persero) hanya memproduksi aluminium batangan (ingot). PT INALUM (Persero) memeiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM (Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. 60% produk tersebut di ekspor sedangkan sisanya, 40% di pasarkan di dalam negeri.
3. Perusahaan 3: Toba Pulp Lestari (PT. TPL)
A. Sejarah Perusahaan
PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam
rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo.
Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983
dari Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan
dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan
No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman
Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang
Keputusan Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan
Koordinasi Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran
Dasar Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari
Rachmat Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham
Perusahaan juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per
lembar. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal
20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan
nama perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari
Tbk dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072
dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH.,
notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23
Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61
tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai
peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah
diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No.
C-21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar
biasa pada tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada
notaris Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan
guna menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga
Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut kemudian
telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21
Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan
pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat
di Uniplaza, East Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan
menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan,
menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri
lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan
memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta
memasarkan hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara
komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi
bubur kertas (pulp) dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di
luar negeri.
B. Profil / Visi Misi Perusahaan
Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola
dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik
perusahaan yang disukai para karyawan.
Misi :
1.
Menghasilkan
pertumbuhan yang berkesinambungan.
2.
Produser
dengan biaya yang efektif.
3.
Memaksimalkan
keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan kontribusi kepada
pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan regional.
4.
Menciptakan
nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan sumber daya manusia.
C. Bidang kegiatan / usaha
Bidang usaha pada PT.Tuba Plup Lestari adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan,
dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan
hasil-hasil industri tersebut
BAB 3 PEMBAHASAN
1. Deskripsi Kegiatan
A.
PT.Angkasa Pura
• Penyambutan
dari perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II)
• Presentation
dari Perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II) dan Tanya jawab
• Penyerahan
Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
• Pengenalan
Bandara
-
Tempat Check – In
-
Ruang Control
-
Ruang Server
-
Ruang FIDS
B.
PT.Asahan Alumunium
Ø
Penyambutan dari perusahaan PT.Asahan
Alumunium
Ø
Presentation dari PT.Asahan Alumunium
dan Tanya jawab
Ø Penyerahan
Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
Ø Pengenalan
PT.Asahan Alumunium
-
Ruang Server
-
Keliling Perusahan
C.
PT.Tuba Plup Lestari
Ø
Penyambutan dari PT.Tuba Plup Lestari
Ø
perusahaan Presentation dari PT.Tuba
Plup Lestari dan Tanya jawab
Ø
Penyerahan Cindra mata dari politeknik
Negeri Bengkalis
Ø
Pengenalan PT.Asahan Alumunium
- Keliling Perusahaan
2. Infrastruktur Teknologi
A.
PT.Angkasa Pura II
Infrastruktur teknologi informasi yang diterapkan atau digunakan pada PT.
ANGKASA PURA II ialah:
• Xray
• Radio
Frequency Identification (RFID)
• TV flat
screen
• alarm
system
B. PT.Asahan
Alumunium
Infrastruktur
teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah
-
Hardware & Infrastruktur
-
Security (network data base andgener)
-
System Aplikasi
C. PT.Tuba
Plup Lestari
Infrastruktur
teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah :
-
PWAS
-
WB Online
-
Logging application system
-
Vehcle & heavy equpmen rental system
-
Link on hand
-
Attendance system
4. Sistem Informasi
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
-
Barcode
Sistem
Barcode ini diterapkan pada penanganan untuk bagasi. Prosesnya dimulai ketika
kita checkin dan menyerahkan tas/bagasi kita kepada petugas checkin. Petugas
akan mencocokkan data-data kita yang ada di komputer dan akan mencetak tag
(label) yang kemudian tag tersebut ditempelkan ke tas atau bagasi kita. Tag ini
mempunyai tanda barcode bernomor 10-digit yang berisi semua informasi
penerbangan kita, termasuk informasi apabila kita transit. Barcode ini
merupakan ciri khas dari bagasi kita dan sifatnya unik (tidak ada barcode yang
ganda). Kemudian komputer sistem yang ada di bagian penanganan bagasi akan
membaca barcode ini untuk membaca data-data penerbangan kita.
-
FIDS
FIDS
(Flight Information Display System) merupakan suatu sistem informasi yang
membantu dalam memanajemen penumpang baik keberangkatan, transit, atau
kedatangan local maupun internasional. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan
fasilitas jaringan komputer/network yang ada di bandara dan saling terhubung
antara satu dengan lain yang ada pada FIDS. Selain untuk memanajemen penumpang sistem ini juga berguna untuk
menginformasikan kepada pengunjung bandara non-penumpang
tentang status suatu penerbangan.
-
Baggage
Handling System (BHS)
Merupakan layanan berupa konveyor angkutan
bagasi penumpang usai melakukan check-in dan melakukan sortir otomatis terhadap
bagasi tersebut untuk dikirim ke pesawat sesuai dengan tujuan dan nomor
penerbangan.Teknologi baru yang terdapat pada BHS adalah Radio Frequency
Identification (RFID), yang bisa menyortir barang penumpang dengan membaca
frekuensi radio yang terdapat pada tag bagasi. Karena menggunakan frekuensi
radio, tag ini tetap bisa dibaca walaupun tag-nya
tertindih oleh bagasi.
-
AAS
AAS
(Automatic Announcing System) merupakan suatu sistem audio pengumuman otomatis
melalui media pengeras suara. Sistem ini akan secara otomatis mengumumkan
kepada publik yang ada di bandara ketika ada perubahan remark suatu penerbangan
pada FIDS.
Suara
vokal yang keluar dari pengeras suara AAS berasal dari suara suatu perangkat
komputer yang dipasangi aplikasi AAS didalamnya. Suara vokal tersebut bukanlah
dari suara orang yang berada dibalik mikropon AAS melainkan suara yang telah
direkam dan disimpan didalam aplikasi AAS.
AAS
memiliki dua macam pilihan suara yaitu Pria (male) dan Wanita (Female) yang
disuarakan secara bergantian. Selain dua pilihan suara AAS juga berbicara dalam
dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang disuarakan secara
berurutan.
B.
PT.INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
PT.inalum menggunakan system informasi
Recorder CSP
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT.TPL menggunakan system informasi :
- SAP
Merupakan produk
perangkat lunak ERP yang mampu mengintegrasikan berbagai macam aplikasi
bisnis.mempunyai kemampuan untuk dapat dikonfigurasikan untuk hal bisnis
- Logging
Aplication System
Merupakan system
aplikasi untuk merikrut semua truk
- Vehcle
& heavy equipment rental system
Merupakan aplikasi yang
merikrut semua alat berat yang direntalkan dan biayanya.
- Attendance
system
Merupakan system aplikasi untuk
absensi karyawan.
5. Jaringan / Server
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu
menggunakan perpaduan jaringan ring dan star.Alasan mereka menggunakan jaringan
star karna Mudah untuk menambah atau mengembangkan koneksi,mudah dalam
melakukan troubleshooting dan Jika terdapat masalah pada salah satu koneksi,
maka tidak berdampak pada seluruh jaringan.Alasan mereka menggunakan jaringan
ring karena Dapat menghindari tabrakan file data yang dikirim,Biaya untuk
membangun topologi ini lebih murah,Mudah untuk membangunnya dan Semua komputer
yang terkoneksi statusnya sama.sehingga menggunakan jaringan ring dan star
karna untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut sehingga menutupi kekurangan
dari keduanya.
Server with 4 core dan
Server blade ,alasan menggunakan server blade karna lebih simple dan mempunyai fasilitas home
swapping sehingga server tidak perlu mati jika sedang mengupdate data dan tidak
mengganggu aplikasi yang lain.serta dengan keunggulan keunggulan yang lain
seperti scalability (kemudahan dalam pengembangan),integrated operation
(kemudahan dalam pengoperasian dan pengawasan), serta kolaborasi dengan
teknologi virtualisasi.
B.
PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
Jaringan yang digunakan pada PT. INALUM:
Indonesia Asahan Alumunium ialah jaringan WAN ,LAN,& ROUTHER.Server pada
PT. INALUM menggunakan server bla.de karna denga keunggulan yang dimiliki.untuk
kedepannya server akan diganti keserver ang lebih besar karna akan menggunakan
sistemaplikasi yang terbaru yaitu SAP
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan
server jaringan berbasis CISCO dimana CISCO arealnya berbasis sector .mereka
menggunakannya dengan alasan keamanan lebih terjamin.
6. Strategi Bisnis
A.
PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
PT.Angkasa Pura 11 menggunakan kemajuan teknologi informasi
untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses bisnis.oleh karnanya
Mereka menggunakan Stategi Bisnis salah satunya arsitektur enterprise (Enterprise
Architecture / EA) untuk
mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. arsitektur enterprise
(Enterprise Architecture / EA) merupakan sebuah paradigma dalam
merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi
B.
PT. INALUM
Bergerak di bidang Expor Inpor Seluruh proses penjualan/pemasaran harus memiliki
data perkembangan pasar dan pelanggan serta terus melakukan penetrasi pasar
dalam rangka menciptakan pasar yang baru.
Perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas sesuai kebutuhan
pelanggan dengan melaksanakan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, dan cepat
tanggap (on time delivery, compliance to specification and quick
response) guna memenuhi kepuasan pelanggan. Disamping itu, kontrak jual
beli harus dilakukan dengan pelanggan yang berkualitas dan memenuhi segala
ketentuan yang diatur oleh peraturan perundangundangan guna memberikan nilai
tambah kepada Perusahaan
C.
PT. TPL: Toba Pulp Lestari
Untuk
stategi bisnis PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan aplikasi PWAS dan aplikasi WB Online
BAB 4
PENUTUP
1. Kesimpulan
Kunjungan ke PT.Angkasara Pura II,PT.Asahan Alumunium dan
PT.Tuba Plup Lestari merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kunjungan Industri
Prodi Teknik Informatika.kunjungan tersebut memberikan banyak informasi seputar
IT pada perusahaan tersebut.mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal
secara langsung teknologi yang digunakan pada perusahaan sehingga menambah
pengetahuan mahasiswa dan memberi gambaran bagaimana kehidupan didunia kerja
sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri sejak sekarang untuk kedepannya.
2.
Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :
a)
Diharapkan
agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
b)
Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai
sarana mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Dan
menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan kreatif
c)
Kunjungan
industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa/i
d)
Dokumentasi
èPT.Angkasa Pura II Bandara Kualanamu
No comments:
Post a Comment