Thursday 14 January 2016

contoh laporan KI(kunjungan industri) 2014


BAB  I

PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Kunjungan Industri adalah salah satu program pembelajaran yang ada dalam setiap jurusan di Politeknik Negeri Bengkalis, salah satunya Prodi Teknik Informatika. Dalam Teknik Informatika, Kunjungan Industri yang dilaksanakan ini akan membawa mahasiswa ke suatu instansi industri untuk melihat perkembangan apa meliputi teknologi apa yang digunakan atau teknologi apa yang ada dan yang sedang dikembangkan dalam ruang lingkup industri yang dikunjungi. Terkait dengan alasan mengapa hal ini dilaksanakan, program ini diadakan karena diharapkan nantinya dapat memberi persediaan dan persiapan atau bekal untuk pelaksanaan program KP (Kerja Praktek) yang di adakan pada semester berikutnya.

2.      Manfaat dan Tujuan Kunjungan Industri

          Adapun kegiatan kunjungan industri ini dilaksanakan bertujuan untuk:
1.        Memotivasi semangat belajar mahasiswa agar mau dan mampu untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kompetensi sesuai profesi guna meraih prestasi terbaik untuk mencapai sukses hidup.
2.        Membuka wawasan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengambil pelajaran positif tentang bagaimana cara membentuk sikap dan tingkah laku (attitude) serta kedisiplinan dalam dunia kerja.
3.        Memberikan gambaran atau pandangan dilapangan dalam dunia kerja sehingga mahasiswa mendapatkan dasar pengalaman untuk bagaimana nantinya dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditentukan oleh suatu Instansi Industi.

3.      Bentuk Kegiatan

Kunjungan Industri ini terdiri dari kegiatan kunjungan industri ke perusahaan yang terkait dengan bidang IT yang ada di daerah Medan, Sumatera Utara yaitu:

4.      Waktu dan Tempat Kegiatan

     Kegiatan Kunjungan Industri ini diselenggarakan pada tanggal:
17 Agustus - 20 Agustus 2015
         




5.     BAB 2

TINJAUAN PROFIL PERUSAHAAN


1.                  Perusahaan 1: Bandara Kualanamu (PT. Angkasa Pura II)

A.    Sejarah Perusahaan

1992    : Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dimana terhadap 6 (enam) alternative lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi). Dengan memperhatikan 6 (enam) aspek sebagai berikut:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Pertumbuhan Ekonomi;
c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan  udara;
d. Keamanan dan keselamatan penerbangan;
e. Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f. Pertahanan keamanan Negara;
Terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1994    : Dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu & Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1995   : Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan  Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor  66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996).
1996   : Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar umum.
1997  : Dilakukan studi Review Master Plan & Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II (Persero).Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem “Ruislag” (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia), pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada.Terkait  terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20
1997 ; Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya”melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal  1 Nopember 1997;
1998    :Kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998;
2002    : Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada tanggal 22 Maret 2002;Selanjutnya Kementrian Perhubungan c/q Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/ karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN/LOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.
2003    : Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero).
2006    : Peletakan Batu Pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. YUSUF KALLA.
2007   : Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007 (16 Juli 2007) dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 (29 November 2007 )Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 57 Tahun 2007             (2 Nopember 2007).
2008   :  Pelaksanaan Pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai       dengan saat ini dan diharapkan dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan pemerintah.         
201     :  Perngoperasian  Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli 2013.
2014   : Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

B.     Profil / Visi Misi Perusahaan

Visi:
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan professional
Misi:
-          Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
-          Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkat system manajemen kelas dunia
-          Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya
-          Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara
-          Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan

C.     Bidang kegiatan / usaha

Bandara Kualanamu dikelola oleh PT. Angkasa Pura 2 yang mana PT. Angkasa Pura 2 sendiri adalah PT yang besar yang telah mengelola 13 maskapai penerbangan, 10 diantaranya adalah International Airport dan 3 Local Airport yaitu:
-          Sukarno Hatta International Airport
-          Halim Perdanakusuma International Airport
-          Sultan Mahmud Baharuddin II International Airport
-          Supardio Airport
-          Kualanamu International Airport
-          Minangkabau International Airport
-          Sultan Syarif Kasim II International Airport
-          Husein Sastranegara International Airport
-          Sultan Iskandar Muda International Airport
-          Raja Haji Fisabilillah International Airport
-          Depati Amir International Airport
-          Sultan Thaha Airport
-          Silangin Airport

2.      Perusahaan 2: Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM)

A.    Sejarah Perusahaan


Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahan konsultasi Jepang laporan tentang studi kelayakn Proyek PLTA dan alumunium asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama darilistrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan.
Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., SumitomoShoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical IndustriesLtd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaandengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo padatanggal 25 Nopember 1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan diJakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,sesuai dengan Perjanjian Induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NipponAsahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulanOktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita PengembanganProyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunandan pengembangan Proyek Asahan.
B.     Profil / Visi Misi Perusahaan

VISI  :

Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan

MISI :

1.Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.

2.Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.

3.Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.

4.Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.

NILAI PROSPEKTIF :

1.      Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktek bisnis terbaik.

2.      Pengembangan : Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.

3.      Kerjasama : Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang sinergi

4.      Tanggung jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi terbaik

5.      Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas

6.      Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk kesejahteraan


C.     Bidang kegiatan / usaha

INALUM bergerak di beberapa bidang antara lain :

ร˜  Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )

INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.

Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983.

Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.

ร˜  Pabrik Peleburan Alumunium

INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara.

Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.

Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.

Produk INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%.

Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.

ร˜  Produk Akhir

Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah aluminium batangan. Berat per batangnya adalah 22,7 kg. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menghasilkan 2 (dua) jenis kualitas produk, yaitu 99,90% dan 99,70%. Aluminium Batangan PT INALUM terdaftar pada London Metal Exchange (LME) tanggal 23 September 1987.

Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-102, 1968 ( Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium Assosiation Inc., USA.


ร˜  Pemasaran

Jumlah Permintaan dan Penawaran aluminium hampir sama. Itu artinya pemakaian aluminium di dunia sangatlah banyak, sedangkan produsen aluminium sedikit. PT INALUM (Persero) hanya memproduksi aluminium batangan (ingot). PT INALUM (Persero) memeiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM (Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. 60% produk tersebut di ekspor sedangkan sisanya, 40% di pasarkan di dalam negeri.






3.      Perusahaan 3: Toba Pulp Lestari (PT. TPL)

A.    Sejarah Perusahaan

PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham Perusahaan juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072 dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61 tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaris Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat di Uniplaza, East Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp) dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.

B.     Profil / Visi Misi Perusahaan


Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang disukai para karyawan.
Misi :
1.      Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
2.      Produser dengan biaya yang efektif.
3.      Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan regional.
4.      Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan sumber daya manusia.

C.     Bidang kegiatan / usaha


      Bidang usaha pada PT.Tuba Plup Lestari  adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut



BAB 3 PEMBAHASAN


1.      Deskripsi Kegiatan

A.    PT.Angkasa Pura
  Penyambutan dari perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II)
  Presentation dari Perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II) dan Tanya jawab
  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
  Pengenalan Bandara
   -  Tempat Check – In
   -  Ruang Control
   -  Ruang Server
   -  Ruang FIDS

B.     PT.Asahan Alumunium
ร˜  Penyambutan dari perusahaan PT.Asahan Alumunium
ร˜  Presentation dari PT.Asahan Alumunium dan Tanya jawab
ร˜  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
ร˜  Pengenalan PT.Asahan Alumunium
      -  Ruang Server
      -  Keliling Perusahan

C.     PT.Tuba Plup Lestari
ร˜  Penyambutan dari PT.Tuba Plup Lestari
ร˜  perusahaan Presentation dari PT.Tuba Plup Lestari dan Tanya jawab
ร˜  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
ร˜  Pengenalan PT.Asahan Alumunium
-  Keliling Perusahaan

2.      Infrastruktur Teknologi

A.    PT.Angkasa Pura II
 Infrastruktur teknologi informasi yang diterapkan atau digunakan pada PT. ANGKASA PURA II ialah:
      Xray
      Radio Frequency Identification (RFID)
      TV flat screen
       alarm system
B.     PT.Asahan Alumunium
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah
-          Hardware & Infrastruktur
-          Security (network data base andgener)
-          System Aplikasi

C.     PT.Tuba Plup Lestari
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah :
-          PWAS
-          WB Online
-          Logging application system
-          Vehcle & heavy equpmen rental system
-          Link on hand
-          Attendance system

4.      Sistem Informasi


A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
-          Barcode
Sistem Barcode ini diterapkan pada penanganan untuk bagasi. Prosesnya dimulai ketika kita checkin dan menyerahkan tas/bagasi kita kepada petugas checkin. Petugas akan mencocokkan data-data kita yang ada di komputer dan akan mencetak tag (label) yang kemudian tag tersebut ditempelkan ke tas atau bagasi kita. Tag ini mempunyai tanda barcode bernomor 10-digit yang berisi semua informasi penerbangan kita, termasuk informasi apabila kita transit. Barcode ini merupakan ciri khas dari bagasi kita dan sifatnya unik (tidak ada barcode yang ganda). Kemudian komputer sistem yang ada di bagian penanganan bagasi akan membaca barcode ini untuk membaca data-data penerbangan kita.
-          FIDS
FIDS (Flight Information Display System) merupakan suatu sistem informasi yang membantu dalam memanajemen penumpang baik keberangkatan, transit, atau kedatangan local maupun internasional. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan fasilitas jaringan komputer/network yang ada di bandara dan saling terhubung antara satu dengan lain yang ada pada FIDS. Selain untuk memanajemen penumpang sistem ini juga berguna untuk menginformasikan kepada pengunjung bandara non-penumpang tentang status suatu penerbangan.
-          Baggage Handling System (BHS)
      Merupakan layanan berupa konveyor angkutan bagasi penumpang usai melakukan check-in dan melakukan sortir otomatis terhadap bagasi tersebut untuk dikirim ke pesawat sesuai dengan tujuan dan nomor penerbangan.Teknologi baru yang terdapat pada BHS adalah Radio Frequency Identification (RFID), yang bisa menyortir barang penumpang dengan membaca frekuensi radio yang terdapat pada tag bagasi. Karena menggunakan frekuensi radio, tag ini tetap bisa dibaca walaupun tag-nya tertindih oleh bagasi.

-          AAS
AAS (Automatic Announcing System) merupakan suatu sistem audio pengumuman otomatis melalui media pengeras suara. Sistem ini akan secara otomatis mengumumkan kepada publik yang ada di bandara ketika ada perubahan remark suatu penerbangan pada FIDS.
Suara vokal yang keluar dari pengeras suara AAS berasal dari suara suatu perangkat komputer yang dipasangi aplikasi AAS didalamnya. Suara vokal tersebut bukanlah dari suara orang yang berada dibalik mikropon AAS melainkan suara yang telah direkam dan disimpan didalam aplikasi AAS.
AAS memiliki dua macam pilihan suara yaitu Pria (male) dan Wanita (Female) yang disuarakan secara bergantian. Selain dua pilihan suara AAS juga berbicara dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang disuarakan secara berurutan.

B.     PT.INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
PT.inalum menggunakan system informasi Recorder CSP
C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT.TPL menggunakan system informasi :
-       SAP
Merupakan produk perangkat lunak ERP yang mampu mengintegrasikan berbagai macam aplikasi bisnis.mempunyai kemampuan untuk dapat dikonfigurasikan untuk hal bisnis
-       Logging Aplication System
Merupakan system aplikasi untuk merikrut semua truk
-       Vehcle & heavy equipment rental system
Merupakan aplikasi yang merikrut semua alat berat yang direntalkan dan biayanya.
-       Attendance system
Merupakan system aplikasi untuk absensi karyawan.

5.      Jaringan / Server

A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu menggunakan perpaduan jaringan ring dan star.Alasan mereka menggunakan jaringan star karna Mudah untuk menambah atau mengembangkan koneksi,mudah dalam melakukan troubleshooting dan Jika terdapat masalah pada salah satu koneksi, maka tidak berdampak pada seluruh jaringan.Alasan mereka menggunakan jaringan ring karena Dapat menghindari tabrakan file data yang dikirim,Biaya untuk membangun topologi ini lebih murah,Mudah untuk membangunnya dan Semua komputer yang terkoneksi statusnya sama.sehingga menggunakan jaringan ring dan star karna untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut sehingga menutupi kekurangan dari keduanya.
Server with 4 core dan Server blade ,alasan menggunakan server blade karna  lebih simple dan mempunyai fasilitas home swapping sehingga server tidak perlu mati jika sedang mengupdate data dan tidak mengganggu aplikasi yang lain.serta dengan keunggulan keunggulan yang lain seperti scalability (kemudahan dalam pengembangan),integrated operation (kemudahan dalam pengoperasian dan pengawasan), serta kolaborasi dengan teknologi virtualisasi.
B.     PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
Jaringan yang digunakan pada PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium ialah jaringan WAN ,LAN,& ROUTHER.Server pada PT. INALUM menggunakan server bla.de karna denga keunggulan yang dimiliki.untuk kedepannya server akan diganti keserver ang lebih besar karna akan menggunakan sistemaplikasi yang terbaru yaitu SAP 

C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan server jaringan berbasis CISCO dimana CISCO arealnya berbasis sector .mereka menggunakannya dengan alasan keamanan lebih terjamin.



6.      Strategi Bisnis

A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
      PT.Angkasa Pura 11 menggunakan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses bisnis.oleh karnanya Mereka menggunakan Stategi Bisnis salah satunya arsitektur enterprise (Enterprise Architecture / EA) untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. arsitektur enterprise (Enterprise Architecture / EA) merupakan sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi

B.     PT. INALUM
Bergerak di bidang Expor Inpor Seluruh proses penjualan/pemasaran harus memiliki data perkembangan pasar dan pelanggan serta terus melakukan penetrasi pasar dalam rangka menciptakan pasar yang baru.
Perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas sesuai kebutuhan pelanggan dengan melaksanakan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, dan cepat tanggap (on time delivery, compliance to specification and quick response) guna memenuhi kepuasan pelanggan. Disamping itu, kontrak jual beli harus dilakukan dengan pelanggan yang berkualitas dan memenuhi segala ketentuan yang diatur oleh peraturan perundangundangan guna memberikan nilai tambah kepada Perusahaan
C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
      Untuk stategi bisnis PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan aplikasi PWAS  dan aplikasi WB Online




      BAB 4

PENUTUP


1.      Kesimpulan

      Kunjungan ke PT.Angkasara Pura II,PT.Asahan Alumunium dan PT.Tuba Plup Lestari merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kunjungan Industri Prodi Teknik Informatika.kunjungan tersebut memberikan banyak informasi seputar IT pada perusahaan tersebut.mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal secara langsung teknologi yang digunakan pada perusahaan sehingga menambah pengetahuan mahasiswa dan memberi gambaran bagaimana kehidupan didunia kerja sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri sejak sekarang untuk kedepannya.
2.      Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :
a)      Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
b)       Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai sarana mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Dan menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan kreatif
c)       Kunjungan industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa/i
d)      


























      

BAB  I

PENDAHULUAN

 

1.      Latar Belakang

Kunjungan Industri adalah salah satu program pembelajaran yang ada dalam setiap jurusan di Politeknik Negeri Bengkalis, salah satunya Prodi Teknik Informatika. Dalam Teknik Informatika, Kunjungan Industri yang dilaksanakan ini akan membawa mahasiswa ke suatu instansi industri untuk melihat perkembangan apa meliputi teknologi apa yang digunakan atau teknologi apa yang ada dan yang sedang dikembangkan dalam ruang lingkup industri yang dikunjungi. Terkait dengan alasan mengapa hal ini dilaksanakan, program ini diadakan karena diharapkan nantinya dapat memberi persediaan dan persiapan atau bekal untuk pelaksanaan program KP (Kerja Praktek) yang di adakan pada semester berikutnya.

2.      Manfaat dan Tujuan Kunjungan Industri

          Adapun kegiatan kunjungan industri ini dilaksanakan bertujuan untuk:
1.        Memotivasi semangat belajar mahasiswa agar mau dan mampu untuk secara terus menerus meningkatkan dan mengembangkan kemampuan kompetensi sesuai profesi guna meraih prestasi terbaik untuk mencapai sukses hidup.
2.        Membuka wawasan mahasiswa sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengambil pelajaran positif tentang bagaimana cara membentuk sikap dan tingkah laku (attitude) serta kedisiplinan dalam dunia kerja.
3.        Memberikan gambaran atau pandangan dilapangan dalam dunia kerja sehingga mahasiswa mendapatkan dasar pengalaman untuk bagaimana nantinya dapat menyesuaikan diri dengan peraturan yang ditentukan oleh suatu Instansi Industi.

3.      Bentuk Kegiatan

Kunjungan Industri ini terdiri dari kegiatan kunjungan industri ke perusahaan yang terkait dengan bidang IT yang ada di daerah Medan, Sumatera Utara yaitu:

4.      Waktu dan Tempat Kegiatan

     Kegiatan Kunjungan Industri ini diselenggarakan pada tanggal:
17 Agustus - 20 Agustus 2015
         




5.     BAB 2

TINJAUAN PROFIL PERUSAHAAN


1.                  Perusahaan 1: Bandara Kualanamu (PT. Angkasa Pura II)

A.    Sejarah Perusahaan

1992    : Dilakukan studi pemilihan lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara, dimana terhadap 6 (enam) alternative lokasi di Propinsi Sumatera Utara yang berada di kawasan Kualanamu, Pantai Cermin & Hamparan Perak (masing-masing dua lokasi). Dengan memperhatikan 6 (enam) aspek sebagai berikut:
a. Rencana Tata Ruang Wilayah;
b. Pertumbuhan Ekonomi;
c. Kelayakan ekonomis, teknis, operasional, lingkungan dan usaha angkutan  udara;
d. Keamanan dan keselamatan penerbangan;
e. Keterpaduan intra dan antar moda; dan
f. Pertahanan keamanan Negara;
Terpilih 2 (dua) alternatif lokasi Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia yaitu di kawasan Kualanamu dan Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1994    : Dilakukan studi pembuatan Master Plan & Basic Design Bandar Udara Baru sebagai pengganti Bandar Udara Polonia oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Udara terhadap 2 alternatif lokasi terpilih yaitu di kawasan Kualanamu & Pantai Cermin (masing-masing satu lokasi).
1995   : Penetapan lokasi Bandar Udara Baru di KUALANAMU sebagai pengganti Bandar Udara Polonia melalui Keputusan  Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995 (21 September 1995) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor  66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996).
1996   : Dimulainya proses pembebasan lahan lokasi Bandar Udara Baru Kualanamu seluas 1.365 Ha oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelengara bandar umum.
1997  : Dilakukan studi Review Master Plan & Basic Design Fasilitas Sisi Darat Bandar Udara Baru Kualanamu oleh PT. Angkasa Pura II (Persero).Pencanangan membangun Bandara Baru Kualanamu dengan sistem “Ruislag” (tukar guling dengan Bandar Udara Polonia), pada saat itu sudah ada investor yang berminat yaitu konsorsium PT. Citra Lamtoro Gung Persada.Terkait  terjadinya krisis ekonomi pada era pemerintahan Orde Baru, maka status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 pada tanggal 20
1997 ; Kemudian terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Diteruskan Pelaksanaannya”melalui KEPPRES Nomor 47 Tahun 1997 pada tanggal  1 Nopember 1997;
1998    :Kembali terjadi perubahan status pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu “Untuk Ditangguhkan Pelaksanaannya” melalui KEPPRES Nomor 5 Tahun 1998 pada tanggal 10 Januari 1998;
2002    : Diterbitkan KEPPRES Nomor 15 Tahun 2002 tentang Pencabutan KEPPRES Nomor 39 Tahun 1997 dengan mengintruksikan kepada Kementrian terkait untuk melakukan penilaian kelayakan penerusan proyek-proyek yang ditangguhkan pelaksanaannya (termasuk proyek pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu) pada tanggal 22 Maret 2002;Selanjutnya Kementrian Perhubungan c/q Direktorat Jenderal Perhubungan Udara melakukan pengkajian ulang yang didasarkan pada tingkat kebutuhan, ketersediaan dana dan kriteria/ karakteristik khusus proyek dan dinyatakan pembangunan Bandar Udara Baru di Kualanamu layak untuk diteruskan pelaksanaanya. Dan atas persetujuan Presiden RI pada Era Reformasi, Menteri Perhubungan menetapkan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu dapat diteruskan pelaksanaanya dengan pola pendanan dari BLN/LOAN, namun kebijakan pemerintah pada Era Indonesia Bersatu menyetujui pendanaan dari APBN dan Sharing dengan PT. Angkasa Pura II (Persero) selaku BUMN penyelenggara Bandar Udara umum.
2003    : Pembuatan Detail Engineering Design pembangunan Bandar Udara Kualanamu oleh Ditjen Perhubungan Udara dan PT. Angkasa Pura II (Persero).
2006    : Peletakan Batu Pertama sebagai awal dimulainya pelaksanaan pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu oleh Wakil Presiden RI M. YUSUF KALLA.
2007   : Penetapan Rencana Induk Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : KM 30 Tahun 2007 (16 Juli 2007) dan perubahannya dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 61 Tahun 2007 (29 November 2007 )Penetapan KKOP (Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan) Bandar Udara Baru Kualanamu dengan Peraturan Menteri Perhubungan No. : KM 57 Tahun 2007             (2 Nopember 2007).
2008   :  Pelaksanaan Pembangunan Bandar Udara Baru Kualanamu sampai       dengan saat ini dan diharapkan dapat diselesaikan sesuai target pengoperasian bandar udara yang telah ditetapkan pemerintah.         
201     :  Perngoperasian  Bandar Udara Internasional Kualanamu pada 25 Juli 2013.
2014   : Tanggal 27 Maret 2014 Bandar Udara Internasional Kualanamu di resmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono.

B.     Profil / Visi Misi Perusahaan

Visi:
Menjadi pengelola bandar udara kelas dunia yang terkemuka dan professional
Misi:
-          Mengelola jasa bandar udara kelas dunia dengan mengutamakan tingkat keselamatan, keamanan, dan kenyamanan untuk meningkatkan kepuasan pelanggan
-          Mengembangkan SDM dan budaya Perusahaan yang berkinerja tinggi dengan menerapkat system manajemen kelas dunia
-          Mengoptimalkan strategi pertumbuhan bisnis secara menguntungkan untuk meningkatkan nilai pemegang saham serta meningkatkan kesejahteraan karyawan dan pemangku kepentingan lainnya
-          Menjalin kerjasama yang saling menguntungkan dengan mitra usaha dan mitra kerja serta mengembangkan secara sinergis dalam pengelolaan jasa bandar udara
-          Memberikan nilai tambah yang optimal bagi masyarakat dan lingkungan

C.     Bidang kegiatan / usaha

Bandara Kualanamu dikelola oleh PT. Angkasa Pura 2 yang mana PT. Angkasa Pura 2 sendiri adalah PT yang besar yang telah mengelola 13 maskapai penerbangan, 10 diantaranya adalah International Airport dan 3 Local Airport yaitu:
-          Sukarno Hatta International Airport
-          Halim Perdanakusuma International Airport
-          Sultan Mahmud Baharuddin II International Airport
-          Supardio Airport
-          Kualanamu International Airport
-          Minangkabau International Airport
-          Sultan Syarif Kasim II International Airport
-          Husein Sastranegara International Airport
-          Sultan Iskandar Muda International Airport
-          Raja Haji Fisabilillah International Airport
-          Depati Amir International Airport
-          Sultan Thaha Airport
-          Silangin Airport

2.      Perusahaan 2: Indonesia Asahan Alumunium (PT. INALUM)

A.    Sejarah Perusahaan


Setelah upaya memanfaatkan potensi Sungai Asahan yang mengalir dari Danau Toba di Propinsi Sumatra Utara untuk menghasilkan tenaga listrik mengalami kegagalan pada masa pemerintahan Hindia Belanda pemerintah Republik Indonesia bertekad mewujudkan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di sungai tersebut.
Tekad ini semakin kuat ketika tahun 1972 pemerintah menerima dari Nippon Koei, sebuah perusahan konsultasi Jepang laporan tentang studi kelayakn Proyek PLTA dan alumunium asahan. Laporan tersebut menyatakan bahwa PLTA layak untuk dibangun dengan sebuah peleburan aluminium sebagai pemakai utama darilistrik yang dihasilkannya. Pada tanggal 7 Juli 1975 di Tokyo, setelah melalui perundingan-perundingan yang panjang dan dengan bantuan ekonomi dari Pemerintah Jepang untuk proyek ini, pemerintah Republik Indonesia dan 12 Perusahaan Penanam Modal Jepang menandatangani Perjanjian Induk untuk PLTA dan Pabrik Peleburan Aluminium Asahan yang kemudian dikenal dengan sebutan Proyek Asahan.
Kedua belas Perusahaan Penanam Modal Jepang tersebut adalah Sumitomo Chemical company Ltd., SumitomoShoji Kaisha Ltd., Nippon Light Metal Company Ltd., C Itoh & Co., Ltd., Nissho Iwai Co., Ltd., Nichimen Co., Ltd., Showa Denko K.K., Marubeni Corporation, Mitsubishi Chemical IndustriesLtd., Mitsubishi Corporation, Mitsui Aluminium Co., Ltd., Mitsui & Co., Ltd.Selanjutnya, untuk penyertaan modal pada perusahaan yang akan didirikan di Jakarta kedua belas Perusahaan Penanam Modal tersebut bersama pemerintah Jepang membentuk sebuah perusahaandengan nama Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd (NAA) yang berkedudukan di Tokyo padatanggal 25 Nopember 1975.Pada tanggal 6 Januari 1976, PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), sebuah perusahaan patungan antara pemerintah Indonesia dan Nippon Asahan Aluminium Co., Ltd, didirikan diJakarta. INALUM adalah perusahaan yang membangun dan mengoperasikan Proyek Asahan,sesuai dengan Perjanjian Induk.
Perbandingan saham antara pemerintah Indonesia dan NipponAsahan Aluminium Co., Ltd pada saat perusahaan didirikan adalah 10% dengan 90%. Pada bulanOktober 1978 perbandingan tersebut menjadi 25% dengan 75% dan sejak Juni 1987 menjadi 41,13% dengan 58,87%. Dan sejak 10 Februari 1998 menjadi 41,12% dengan 58,88%. Untuk melaksanakan ketentuan dalam Perjanjian Induk, Pemerintah Indonesia kemudian mengeluarkan SK Presiden No. 5/1976 yang melandasi terbentuknya Otorita PengembanganProyek Asahan sebagai wakil Pemerintah yang bertanggung jawab atas lancarnya pembangunandan pengembangan Proyek Asahan.
B.     Profil / Visi Misi Perusahaan

VISI  :

Menjadi Perusahaan Global Terkemuka Berbasis Aluminium Terpadu Ramah Lingkungan

MISI :

1.Menjalankan Operasi Peleburan Aluminium terpadu yang menguntungkan, aman dan ramah lingkungan untuk meningkatkan nilai bagi pemangku kepentingan.

2.Memberikan sumbangsih kepada pertumbuhan ekonomi daerah dan nasional melalui kegiatan operasional dan pengembangan usaha berkesinambungan.

3.Berpartisipasi dalam memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitar melalui program CSR dan PKBL yang tepat sasaran.

4.Meningkatkan kompetensi SDM secara terencana dan berkesinambungan untuk kelancaran operasional dan pengembangan industri aluminium.

NILAI PROSPEKTIF :

1.      Kami bekerja secara professional dengan menerapkan praktek bisnis terbaik.

2.      Pengembangan : Kami tumbuh menjadi besar melalui pengembangan berkesinambungan.

3.      Kerjasama : Kami tangguh melampaui harapan melalui kerjasama yang sinergi

4.      Tanggung jawab : Kami bertanggungjawab untuk memberikan kontribusi terbaik

5.      Integritas : Kami menjalankan bisnis dengan integritas

6.      Faedah : Kami berusaha menjalankan bisnis yang menguntungkan untuk kesejahteraan


C.     Bidang kegiatan / usaha

INALUM bergerak di beberapa bidang antara lain :

ร˜  Pembangkit Listrik Tenaga Air ( PLTA )

INALUM membangun dan mengoperasikan PLTA yang terdiri dari stasiun pembangkit listrik Siguragura dan Tangga yang terkenal dengan nama Asahan 2 yang terletak di Paritohan, Kabupaten Toba Samosir, Propinsi Sumatera Utara. Stasiun pembangkit ini dioperasikan dengan memanfaatkan air Sungai Asahan yang mengalirkan air danau Toba ke Selat Malaka.

Oleh karena itu, total listrik yang dihasilkan sangat bergantung pada kondisi permukaan air danau Toba. Pembangunan PLTA dimulai pada tanggal 9 Juni 1978. Pembangunan stasiun pembangkit listrik bawah tanah Siguragura dimulai pada tanggal 7 April 1980 dan diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto dalam acara Peletakan Batu Pertama yang diselenggarakan dengan tata cara adat Jepang dan tradisi lokal. Pembangunan seluruh PLTA memakan waktu 5 tahun dan diresmikan oleh wakil presiden Umar Wirahadikusuma pada tangagl 7 Juni 1983.

Total kapasitas tetap 426 MW dan output puncak 513 MW. Listrik yang dihasilkan digunakan untuk pabrik peleburan di Kuala Tanjung.

ร˜  Pabrik Peleburan Alumunium

INALUM membangun pabrik peleburan aluminium dan fasilitas pendukungnya di atas area 200 ha di Kuala Tanjung, Kecamatan Sei Suka, Kabupaten Batu Bara, kira-kira 110 km dari kota Medan, Ibukota propinsi Sumatera Utara.

Pabrik peleburan dengan kapasitas terpasang 225.000 ton aluminium per tahun ini dibangun menghadap selat Malaka. Pembangunan pabrik peleburan ini dimulai pada tanggal 6 Juli 1979 dan tahap I operasi dimulai pada tanggal 20 Januari 1982. Pembangunan ini diresmikan oleh Presiden RI, Soeharto yang didampingi oleh 12 Menteri Kabinet Pembangunan II. Operasi pot pertama dilakukan pada tanggal 15 pebruari 1982 dan Maret 1982, aluminium ingot pertama berhasil dicetak.

Pada tanggal 14 Oktober 1982, kapal Ocean Prima memuat 4.800 ton Aluminium Ingot meninggalkan Kuala Tanjung menuju Japan untuk mengekspor produk PT Inalum dan membuat Indonesia sebagai salah satu negara pengekspor aluminium di dunia. Produksi ke satu juta ton berhasil dicetak pada tanggal 8 Pebruari 1988, kedua juta ton pada 2 Juni 1993, ketiga juta ton pada 12 Desember 1997, ke empat juta ton pada 16 Desember 2003 dan ke lima juta ton pada 11 Januari 2008.

Produk INALUM menjadi komoditi ekspor ke Jepang dan juga dalam negeri dan digunakan sebagai bahan baku industri hilir seperti ekstrusi, kabel dan lembaran aluminium. Kualitas produk Inalum adalah 99.70% dan 99.90%.

Pabrik peleburan aluminium di Kuala Tanjung bergerak dalam bidang mereduksi alumina menjadi aluminium dengan menggunakan alumina, karbon, dan listrik sebagai material utama. Pabrik ini memiliki 3 pabrik utama, pabrik Karbon, pabrik Reduksi, dan pabrik Penuangan serta fasilitas pendukung lainnya.

ร˜  Produk Akhir

Produk yang dihasilkan oleh PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) adalah aluminium batangan. Berat per batangnya adalah 22,7 kg. PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) menghasilkan 2 (dua) jenis kualitas produk, yaitu 99,90% dan 99,70%. Aluminium Batangan PT INALUM terdaftar pada London Metal Exchange (LME) tanggal 23 September 1987.

Standar Mutu Aluminium Batangan PT INALUM (Persero) mengacu pada JIS H2-102, 1968 ( Reaffirmed 1974) dan Western, Aluminium Assosiation Designation and Chemical composition Limits for Unalloyed Aluminium of Aluminium Assosiation Inc., USA.


ร˜  Pemasaran

Jumlah Permintaan dan Penawaran aluminium hampir sama. Itu artinya pemakaian aluminium di dunia sangatlah banyak, sedangkan produsen aluminium sedikit. PT INALUM (Persero) hanya memproduksi aluminium batangan (ingot). PT INALUM (Persero) memeiliki lebih dari 50 perusahaan pelanggan di seluruh Indonesia dan beberapa negara. Kualitas aluminium yang dihasilkan PT INALUM (Persero) adalah 99.90%, dan 99.70%. 60% produk tersebut di ekspor sedangkan sisanya, 40% di pasarkan di dalam negeri.






3.      Perusahaan 3: Toba Pulp Lestari (PT. TPL)

A.    Sejarah Perusahaan

PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1984, Tambahan No 1176.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham Perusahaan juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072 dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH., notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001 tanggal 23 Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan akta No. 61 tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta, mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan No. C-21113.HT.01.04.TH.2003 tanggal 5 September 2003.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa pada tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaris Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan Lembaga Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan tersebut kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU-50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
Perusahaan berdomisili di Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara. Kantor terdaftar Perusahaan beralamat di Uniplaza, East Tower, Lantai 7, Jl. Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan Utama Perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut. Perusahaan mulai berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini Perusahaan hanya memproduksi bubur kertas (pulp) dan hasil produksi Perusahaan dipasarkan di dalam dan di luar negeri.

B.     Profil / Visi Misi Perusahaan


Visi :
Menjadi salah satu pabrik Pulp Eucalyptus yang dikelola dengan terbaik, menjadi supplier yang disukai oleh pelanggan kami dan pemilik perusahaan yang disukai para karyawan.
Misi :
1.      Menghasilkan pertumbuhan yang berkesinambungan.
2.      Produser dengan biaya yang efektif.
3.      Memaksimalkan keuntungan untuk pemangku kepentingan dan memberikan kontribusi kepada pengembangan sosial ekonomi masyarakat sekitar dan regional.
4.      Menciptakan nilai melalui teknologi modern, pengetahuan industri dan sumber daya manusia.

C.     Bidang kegiatan / usaha


      Bidang usaha pada PT.Tuba Plup Lestari  adalah mendirikan dan menjalankan industri bubur kertas (pulp) dan serat rayon (viscose rayon), mendirikan, menjalankan, dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut, serta memasarkan hasil-hasil industri tersebut



BAB 3 PEMBAHASAN


1.      Deskripsi Kegiatan

A.    PT.Angkasa Pura
  Penyambutan dari perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II)
  Presentation dari Perusahaan Bandara Kuala Namu (PT. Angkasa Pura II) dan Tanya jawab
  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
  Pengenalan Bandara
   -  Tempat Check – In
   -  Ruang Control
   -  Ruang Server
   -  Ruang FIDS

B.     PT.Asahan Alumunium
ร˜  Penyambutan dari perusahaan PT.Asahan Alumunium
ร˜  Presentation dari PT.Asahan Alumunium dan Tanya jawab
ร˜  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
ร˜  Pengenalan PT.Asahan Alumunium
      -  Ruang Server
      -  Keliling Perusahan

C.     PT.Tuba Plup Lestari
ร˜  Penyambutan dari PT.Tuba Plup Lestari
ร˜  perusahaan Presentation dari PT.Tuba Plup Lestari dan Tanya jawab
ร˜  Penyerahan Cindra mata dari politeknik Negeri Bengkalis
ร˜  Pengenalan PT.Asahan Alumunium
-  Keliling Perusahaan

2.      Infrastruktur Teknologi

A.    PT.Angkasa Pura II
 Infrastruktur teknologi informasi yang diterapkan atau digunakan pada PT. ANGKASA PURA II ialah:
      Xray
      Radio Frequency Identification (RFID)
      TV flat screen
       alarm system
B.     PT.Asahan Alumunium
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah
-          Hardware & Infrastruktur
-          Security (network data base andgener)
-          System Aplikasi

C.     PT.Tuba Plup Lestari
Infrastruktur teknologi informasi pada perusahaan PT.Asahan Alumunium ialah :
-          PWAS
-          WB Online
-          Logging application system
-          Vehcle & heavy equpmen rental system
-          Link on hand
-          Attendance system

4.      Sistem Informasi


A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
-          Barcode
Sistem Barcode ini diterapkan pada penanganan untuk bagasi. Prosesnya dimulai ketika kita checkin dan menyerahkan tas/bagasi kita kepada petugas checkin. Petugas akan mencocokkan data-data kita yang ada di komputer dan akan mencetak tag (label) yang kemudian tag tersebut ditempelkan ke tas atau bagasi kita. Tag ini mempunyai tanda barcode bernomor 10-digit yang berisi semua informasi penerbangan kita, termasuk informasi apabila kita transit. Barcode ini merupakan ciri khas dari bagasi kita dan sifatnya unik (tidak ada barcode yang ganda). Kemudian komputer sistem yang ada di bagian penanganan bagasi akan membaca barcode ini untuk membaca data-data penerbangan kita.
-          FIDS
FIDS (Flight Information Display System) merupakan suatu sistem informasi yang membantu dalam memanajemen penumpang baik keberangkatan, transit, atau kedatangan local maupun internasional. Sistem ini bekerja dengan memanfaatkan fasilitas jaringan komputer/network yang ada di bandara dan saling terhubung antara satu dengan lain yang ada pada FIDS. Selain untuk memanajemen penumpang sistem ini juga berguna untuk menginformasikan kepada pengunjung bandara non-penumpang tentang status suatu penerbangan.
-          Baggage Handling System (BHS)
      Merupakan layanan berupa konveyor angkutan bagasi penumpang usai melakukan check-in dan melakukan sortir otomatis terhadap bagasi tersebut untuk dikirim ke pesawat sesuai dengan tujuan dan nomor penerbangan.Teknologi baru yang terdapat pada BHS adalah Radio Frequency Identification (RFID), yang bisa menyortir barang penumpang dengan membaca frekuensi radio yang terdapat pada tag bagasi. Karena menggunakan frekuensi radio, tag ini tetap bisa dibaca walaupun tag-nya tertindih oleh bagasi.

-          AAS
AAS (Automatic Announcing System) merupakan suatu sistem audio pengumuman otomatis melalui media pengeras suara. Sistem ini akan secara otomatis mengumumkan kepada publik yang ada di bandara ketika ada perubahan remark suatu penerbangan pada FIDS.
Suara vokal yang keluar dari pengeras suara AAS berasal dari suara suatu perangkat komputer yang dipasangi aplikasi AAS didalamnya. Suara vokal tersebut bukanlah dari suara orang yang berada dibalik mikropon AAS melainkan suara yang telah direkam dan disimpan didalam aplikasi AAS.
AAS memiliki dua macam pilihan suara yaitu Pria (male) dan Wanita (Female) yang disuarakan secara bergantian. Selain dua pilihan suara AAS juga berbicara dalam dua bahasa yaitu Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris yang disuarakan secara berurutan.

B.     PT.INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
PT.inalum menggunakan system informasi Recorder CSP
C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT.TPL menggunakan system informasi :
-       SAP
Merupakan produk perangkat lunak ERP yang mampu mengintegrasikan berbagai macam aplikasi bisnis.mempunyai kemampuan untuk dapat dikonfigurasikan untuk hal bisnis
-       Logging Aplication System
Merupakan system aplikasi untuk merikrut semua truk
-       Vehcle & heavy equipment rental system
Merupakan aplikasi yang merikrut semua alat berat yang direntalkan dan biayanya.
-       Attendance system
Merupakan system aplikasi untuk absensi karyawan.

5.      Jaringan / Server

A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
Bandara Kualanamu menggunakan perpaduan jaringan ring dan star.Alasan mereka menggunakan jaringan star karna Mudah untuk menambah atau mengembangkan koneksi,mudah dalam melakukan troubleshooting dan Jika terdapat masalah pada salah satu koneksi, maka tidak berdampak pada seluruh jaringan.Alasan mereka menggunakan jaringan ring karena Dapat menghindari tabrakan file data yang dikirim,Biaya untuk membangun topologi ini lebih murah,Mudah untuk membangunnya dan Semua komputer yang terkoneksi statusnya sama.sehingga menggunakan jaringan ring dan star karna untuk menggabungkan kedua jaringan tersebut sehingga menutupi kekurangan dari keduanya.
Server with 4 core dan Server blade ,alasan menggunakan server blade karna  lebih simple dan mempunyai fasilitas home swapping sehingga server tidak perlu mati jika sedang mengupdate data dan tidak mengganggu aplikasi yang lain.serta dengan keunggulan keunggulan yang lain seperti scalability (kemudahan dalam pengembangan),integrated operation (kemudahan dalam pengoperasian dan pengawasan), serta kolaborasi dengan teknologi virtualisasi.
B.     PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium
Jaringan yang digunakan pada PT. INALUM: Indonesia Asahan Alumunium ialah jaringan WAN ,LAN,& ROUTHER.Server pada PT. INALUM menggunakan server bla.de karna denga keunggulan yang dimiliki.untuk kedepannya server akan diganti keserver ang lebih besar karna akan menggunakan sistemaplikasi yang terbaru yaitu SAP 

C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan server jaringan berbasis CISCO dimana CISCO arealnya berbasis sector .mereka menggunakannya dengan alasan keamanan lebih terjamin.



6.      Strategi Bisnis

A.    PT. ANGKASA PURA II: Bandara Kualanamu
      PT.Angkasa Pura 11 menggunakan kemajuan teknologi informasi untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam proses bisnis.oleh karnanya Mereka menggunakan Stategi Bisnis salah satunya arsitektur enterprise (Enterprise Architecture / EA) untuk mencapai tujuan atau sasaran perusahaan. arsitektur enterprise (Enterprise Architecture / EA) merupakan sebuah paradigma dalam merencanakan, merancang, dan mengelola sistem informasi

B.     PT. INALUM
Bergerak di bidang Expor Inpor Seluruh proses penjualan/pemasaran harus memiliki data perkembangan pasar dan pelanggan serta terus melakukan penetrasi pasar dalam rangka menciptakan pasar yang baru.
Perusahaan harus memberikan produk yang berkualitas sesuai kebutuhan pelanggan dengan melaksanakan prinsip tepat waktu, tepat kualitas, dan cepat tanggap (on time delivery, compliance to specification and quick response) guna memenuhi kepuasan pelanggan. Disamping itu, kontrak jual beli harus dilakukan dengan pelanggan yang berkualitas dan memenuhi segala ketentuan yang diatur oleh peraturan perundangundangan guna memberikan nilai tambah kepada Perusahaan
C.     PT. TPL: Toba Pulp Lestari
      Untuk stategi bisnis PT. TPL: Toba Pulp Lestari mengunakan aplikasi PWAS  dan aplikasi WB Online




      BAB 4

PENUTUP


1.      Kesimpulan

      Kunjungan ke PT.Angkasara Pura II,PT.Asahan Alumunium dan PT.Tuba Plup Lestari merupakan salah satu rangkaian kegiatan Kunjungan Industri Prodi Teknik Informatika.kunjungan tersebut memberikan banyak informasi seputar IT pada perusahaan tersebut.mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengenal secara langsung teknologi yang digunakan pada perusahaan sehingga menambah pengetahuan mahasiswa dan memberi gambaran bagaimana kehidupan didunia kerja sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri sejak sekarang untuk kedepannya.
2.      Saran
Adapun saran yang dapat di berikan adalah sebagi berikut :
a)      Diharapkan agenda program kunjungan industri ini tetap berjalan setiap tahunnya.
b)       Tetaplah menjadikan kunjungan industri sebagai sarana mahasiswa/i untuk menambah pengetahuan, wawasan, dan pengalaman. Dan menjadikan para mahasiswa/i yang aktif dan kreatif
c)       Kunjungan industri hendaknya dilaksanakan dengan biaya yang terjangkau oleh mahasiswa/i
d)      


























         

Dokumentasi

         
รจPT.Angkasa Pura II Bandara Kualanamu