Tuesday 17 November 2015

proposal perternakan ayam kampung



1.      LATAR BELAKANG
Ayam kampung atau ayam buras sudah banyak dikenal oleh masyarakat dan banyak dibudidayakan di pedesaan. Karena perawatannya tergolong mudah, daya tahan hidupnya cukup tinggi, adaptasi dengan lingkungan dan makanan mudah serta banyak digemari masyarakat karena baik daging maupun telurnya memiliki cita rasa yang lebih disukai dibandingkan ayam ras. Secara umum, ayam kampung masih banyak dipelihara secara ekstensif-tradisional atau umbaran walaupun sudah ada beberapa peternak yang membudidayakannya secara intensif, namun jumlahnya masih sedikit.

Hal ini dapat kita dilihat dari jumlah populasi ayam kampung yang jumlahnya lebih sedikit bila dibandingkan ayam ras baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bengkalis.Sementara Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.Menurut Dirjen Bina Produksi Peternakan saat ini pasokan daging ayam kampung baru bisa memenuhi 5,5% dari total kebutuhan daging ayam nasional. Pada 10 tahun mendatang diharapkan pasokan ayam kampung akan mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional.
Dengan kenyataan dilapangan tersebut tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha Perternakan ayam kampung tersebut karna bisnis tersebut sangat menjanjikan untuk mendapatkan pendapatan yang cukup besar sehingga mampu menggerakkan ekonomi yang notabenenya merupakan usaha skala mikro.Selain itu Pengembangan bisnis ternak ayam kampung sendiri tidak hanya bermanfaat bagi peternak tetapi juga sektor usaha lain misalnya nilai perdagangan dari pakan dan pengolahan daging ayam kampung serta limah kotoran yang bisa ikut dijual kepada petani untuk memberi nutrisi pada tanamannya.
Selama ini penyebab Rendahnya tingkat produksi ayam kampung di masyarakat disebabkan oleh beberapa faktor seperti tingkat pertumbuhannya yang relatif lebih lambat bila dibandingkan dengan ayam ras, terbatasnya manajemen pemeliharaan dan tingginya variasi genetik pada ayam kampung itu sendiri sehingga masih banyak peternak yang kurang membudidayakannya terutama untuk penghasil daging dan telur. Padahal, bila ayam kampung ini dibudidayakan secara intensif dengan pemberian pakan yang baik dan teratur, pertumbuhan ayam jauh lebih cepat dibandingkan dengan pola pemeliharaan ala kadarnya atau umbaran ( Krista dan Bagus, 2010). Oleh karena itu, dengan pemeliharaan yang intensif, pemberian pakan dan vaksin secara teratur serta menjaga kebersihan kandang maupun lingkungan sekitarnya, pertumbuhan ayam kampung pedaging akan lebih cepat panen.


2.      GAMBARAN UMUM RENCANA USAHA
Rendahnya jumlah populasi ayam kampung baik secara nasional maupun yang ada di daerah Kabupaten Bengkalis.Sementara Permintaan daging ayam kampung cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu Serta  keinginan pemerintah agar pasokan ayam kampung mencapai 25% dari kebutuhan total daging ayam nasional Pada 10 tahun mendatang.Sehingga sangat mendukung untuk membuka usaha Perternakan Ayam kampung Pedaging dengan peluang usaha yang cukup besar dan menjanjikan untuk dikembangkan.
Sekarang ini Didukung dengan adaya beberapa sentral penjualan bibit DOC di sebagaian daerah dipulau bengkalis khususnya di desa berancah sangat mendukung untuk membuka usaha perternakan ayam kampung.Seperti yang kita ketahui proses perternakan ayam kampung tidaklah terlalu sulit dan tidak membutuhkan keahlian yang khusus serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam perawatannya sehingga siapa saja  bias memulai usaha perternakan ini termasuk seorang mahasiswa yang memiliki waktu luang yang singkat di pagi hari dan sore hari untuk merawatnya(memberi pakan& minum) dan melakukan perawatan lain di akhir minggu.Ketersedian pakan dipasaran yang selalu stabil tentunya sangat mendukung untuk memulai usaha perternakan ini.
Melihat realita dan kenyataanya, Prospek bisnis ayam kampung sangat cerah dan terbuka lebar. Permintaannya  pasar cukup besar, baik untuk konsumsi rumah tangga maupun rumah makan yang belum bisa dipenuhi oleh produsen atau peternak. Serta didukung dengan keadaan di pasar,Ayam kampung pedaging memiliki harga jual tinggi dibandingkan ayam jenis ayam broiler dengan harga yang relatif stabil dan mengikuti bobotnya. Semakin bertambah bobotnya, semakin tinggi harga jualnya. Kondisi ini cukup menguntungkan, karena peternak bisa menentukan waktu panen kapan saja, lebih fleksibel. Pemanenan bisa ditunda beberapa hari atau minggu dengan memperhatikan kondisi harga jual di pasar.Sehingga usaha Perternakan Ayam kampung Pedaging layak untuk dikembangkan dan dapat menghasilkan pendapatan (income) yang cukup besar yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup dengan daya saing yang masih sedikit .
3.      ANALISIS PASAR
Kebutuhan konsumen terhadap ayam kampung di era globalisasi ini sangat meningkat tajam baik itu untuk usaha rumah makan maupun untuk konsumsi rumah tangga.hal ini dikarenakan peningkatan taraf hidup dan tingginya tinggat pengetahuan serta kesadaran akan pentingnya peningkatan gizi dalam kehidupan.Sehingga timbul keinginan konsumen untuk memperoleh dan memenuhi gizi yang tepat untuk mengurangi resiko kekurangan gizi terutama pada anak.Apalagi masyarakat mengetahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya banyak menderita anemia (kekurangan zat besi), terutama terjadi pada anak-anak. Hal ini dikarenakan kurangnya mengkonsumsi daging berikut olahannya. Berkaitan dengan kasus anemia, dari sekian jenis daging, kandungan gizi terbaik salah satunya ada pada daging ayam kampung.Selain itu alasan lain masyarakat ingin mengkonsumsi ayam kampung karna seiring dengan adanya tren yang berkembang di kalangan penikmat dan pebisnis di bidang kuliner. Mereka mengklaim bahwa mengkonsumsi daging ayam organic yaitu ayam kampung lebih sehat, karena kandungan kolesterolnya lebih rendah dibandingkan dengan kolesterol pada ayam broiler.Selain itu, rasa dagingnya lebih gurih dan lebih kering serta dagingnya tidak lembek Mungkin karena keunggulan-keunggulan inilah daging ayam kampung mula diminati masyarakat, terutama masyarakat golongan menengah ke atas di wilayah urban.
Dari usaha perternakan yang dihasilkan nantinya yaitu ayam pedaging yang berusia sekitar 2,5 bulan hingga 3,5 bulan dengan bobot ayam minimal sekitar 1,2 kg hingga 1,5 kg dengan karakteristik daging yang lembut namun tidak lembek sehingga mudah untuk di olah menjadi berbagai masakan demi memenuhi kebutuhan gizi terutama zat besi dan protein hewani atau mungkin jika konsumen ingin membeli ayam tersebut bukan untuk dikonsumsi namun di kembankan lagi menjadi usaha ayam petelur atau untuk usaha bibit induk untuk menghasilkan bibit DOC.Ayam pedaging yang dihasilkan natinnya diharapkan dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen  dipasaran terhadap Ayam pedaging.
Untuk dapat bersaing dipasaran dengan kapasitas pesaing yang masih sedikit tentunya usaha kami memiliki Srategi yang bijak dalam menghasilkan Ayam pedaging yang berkualitas dengan masa panen yang relatif singkat untuk mendongkrak omset pendapatan.Demi tercapainya keinginan tersebut kami mengembangkan teknik berternak ayam tidak seperti  perternak lainnya .jika perternak lainnya manajemen bisnis ternak ayam kampung mereka belum efektif dan efisien. ketidak efektifan ternak ayam kampung mereka adalah pada sistem pemeliharaan yang dibuat secara umbaran. Pada model pemeliharaan ayam semacam ini, penyakit sulit dikontrol dan efisiensi pakan juga sangat rendah, sehingga resiko kemungkinan ayam mati cukup besar dan waktu panen cukup lambat sehingga tidak menguntungkan.
Namun pada rencana usaha perternakan Ayam pedaging yang akan kami jalankan nanti akan  menerapkan system perternakan secara intensif karna dengan system intensif memiliki beberapa keuntungan. Di antaranya, perputaran modal berlangsung relatif cepat karna  siklus produksi yang pendek,sehingga  peternak bisa lebih cepat memetik hasil dari usaha pembesaran ayam kampung. Untuk mendapatkan hasil yang optimal dalam usaha beternak ayam kampung,maka kami sangat memperhatikan beberapa aspek berikut ini.
1.      Bibit
Bibit mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha peternakan. Bibit ayam kampung (DOC) dapat diperoleh dengan cara : dengan membeli DOC ayam kampung langsung dari pembibit.kami sangat memperhatikan DOC ayam kampung yang sehat dan baik yang akan kami beli dengan kriteria sebagai berikut : dapat berdiri tegap, sehat dan tidak cacat, mata bersinar, pusar terserap sempurna, bulu bersih dan mengkilap, tanggal menetas tidak lebih lambat atau cepat.
2.      Pakan

Kita ketahui bersama bahwa pakan mempunyai kontribusi sebesar 30% dalam keberhasilan suatu usaha. Pakan untuk ayam kampung pedaging sebenarnya sangat fleksibel dan tidak serumit Bahan pakan yang bisa diberikan antara lain : konsentrat, dedak, jagung, pakan alternatif seperti sisa dapur/warung dan lain sebagainya. Yang terpenting dalam menyusun atau memberikan ransum adalah kita tetap memperhatikan kebutuhan nutrisi ayam kampung yaitu protein kasar (PK) sebesar 12% dan energi metabolis (EM) sebesar 2500 Kkal/kg.Sedangkan air diberikan secara ad libitum (tak terbatas) dan pada tahap-tahap awal pemeliharaan perlu dicampur dengan vitamin+antibiotika.
3.      Perkandangan
kandang yang akan kami buat nantinya dengan  jarak kandang dengan permukiman minimal 5 m, tidak lembab, sinar matahari pagi dapat masuk dan sirkulasi udara cukup baik. lokasi yang agak rindang dan terhalangi oleh bangunan atau tembok lain agar angin tidak berhembus langsung ke dalam kandang.Penyucihamaan kandang dan peralatannya dilakukan secara teratur sebagai usaha biosecurity dengan menggunakan desinfektan yang tepat dan tidak membahayakan bagi ternak itu sendiri.ukuran kandang yanga akan kami buat natinya ialah 4 m2..dengan bambu dan nantiya kandang tersebut akan dikeliligi oleh jarring agar nantinya ayam lebih leluasa bermain ditanah.untuk ayam yang masih berusia 1 – 4 bulan akan berada pada kandang yang telah disediakan sendiri.
4.      Manajemen Pemeliharaan
Manajemen atau tatalaksana pemeliharaan memegang peranan tertinggi dalam keberhasilan suatu usaha peternakan yaitu sekitar 40%. Bibit berkualitas serta pakan yang berkualitas belum tentu memberikan jaminan keberhasilan suatu usaha apabila manajemen pemeliharaan yang diterapkan tidak tepat. Sistem pemeliharaan pada ayam kampung dilakukan dengan Intensif (dikandangkan seperti ayam ras), ada kontrol pakan dan kesehatan dengan ketat.
5.      Pengendalian Penyakit
Hal yang tak kalah pentingnya adalah pengendalian penyakit. Kita semua akan setuju dengan statement “mencegah lebih baik daripada mengobati”. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan tindakan antara lain :
·         Menjaga sanitasi lingkungan kandang,
·         peralatan kandang dan manusianya
·         Pemberian pakan yang fresh dan sesuai kebutuhan ternak
·         Melakukan vaksinasi secara teratur
·         Pemilihan lokasi peternakan di daerah yang bebas penyakit
·         Manajemen pemeliharaan yang baik
·         Kontrol terhadap binatang lain
6.      Memberikan perlakuan khsusus seperti membedakan ayam jantan dan ayam betina dengan alasan agar terjadi persaingan yang seimbang dalam makan dan lainnya.
4.      METODE PELAKSANAAN
Usaha ini bergerak di bidang peternakan ayam kampung sebagai penghasil daging. Usaha ini dikelola oleh satu orang sebagai pemilik usaha dan untuk jangka panjangnya diharapkan mampu menyerap lebih banyak lagi tenaga kerja seiring dengan perkembangan usaha yang dijalankan. Peternakan ayam kampung pedaging ini dimulai dari pemeliharaan DOC ( day old chick) yang dibeli dari peternak lain yang menyediakan bibit DOC hingga sampai waktu panen sekitar 3,5 bulan dengan perawatan yang intensif. Untuk tempat atau kandang beserta perlengkapan yang lainnya seperti tempat pakan dan minum belum tersedia. Jadi, pemilik modal atau usaha harus memenuhi semuanya sendiri. Untuk pemasarannya nanti akan dijual ke tempat penampungan ayam dan ke rumah makan yang mengelola masakan ayam kampung atau orang yang membeli langsung ke tempat perternakan
5.      ASPEK KEUANGAN
5.1.Rencana Anggaran Biaya
No
Jenis Anggaran
Jumlah (Rp)
1.
Modal Investasi
a. Sarana Prasarana
·      Pembuatan kandang 4m2 dari bambu
·      Kandang DOC+ nampan pakan
b.Peralatan
·      Tempat minum 6 buah
·      Tempat pakan 6 buah


Rp.200,000

Rp.200,000

Rp.90,000
Rp.90,000
2.
Modal Kerja
a. Bahan Baku
·      DOC 100 ekor
·      Pakan DOC 30 hari
·      Pakan pembesar s/d panen
·      Sekam padi
·      Vitamin + vaksin
·      Listrik 3.5 bulan
b. Oprasional
·      Biaya transportasi


Rp.1,000,000
Rp.504,000
Rp.1,200,000
Rp.200,000
Rp.150,000
Rp.70,000

Rp.100,000
3.
Lain – lain
a. Penyusunan laporan

Rp.10,000
Total
Rp.3,814,000
                                                                                                           
5.2.Rencana dan Target Penjualan

No
Jenis Produk
Jumlah
Harga Jual
Pendapatan
1.
2.
Ayam Pedaging
Kotoran Ayam
95 ekor  X  1.5 kg
4 karung
Rp.40,000 / Kg
Rp.5,000/karung
Rp.5,700,000
Rp.20,000
Total


RP.5,720,000

Keterangan:
·         Asumsikan bobot ayam selama 3.5 bulan adalah 1,5 kg / ekor
·         Tingkat kematiannya 5%.jadi kemungkinan ayam mati ialah 5 ekor.
5.3.Break Event Point (BEP)
·            Modal => Modal investasi + Modal kerja + Lain – lain =  Rp.3,814,000
·            Rencana pendapatan  =  Rp.5,720,000
·            Keuntungan =  pendapatan -  Modal
                             =  Rp.5,720,000 -  Rp.3,814,000
                                              =  Rp.  1906000
·            Kesimpulan :
Total modal yang dikeluarkan selama usaha yaitu Rp.3,814,000 dalam waktu 3,5 bulan ayam siap di jual dengan harga pasar Rp. 40,000 / kg.dan menghasilkan pendapatan kotor Rp.5,720,000 dan sehingga pengusaha dapat balik modal dan menghasilkan untung Rp.  1,906,000


Lampiran
1.      Kandang ayam
2.      Tempat minum dan pakan ayam





3.      Pakan + vitamin ayam
  
4.      DOC




5.      Pertumbahan ayam s/d Panen



3 comments:

  1. Terima Kasih Sayang, atas Contoh Proposalnya, sangat membantu sekali

    ReplyDelete
  2. terimakasih proposal nya sangat membantu

    ReplyDelete
  3. Terima kasih contoh proposalnya .. Cara mudah memahami bisnis ayam kampung

    ReplyDelete